Wednesday, May 18, 2011

Kisah Si Pencari Kerja

Kalau kata temen saya, kita ini adalah "wanita panggilan" dalam arti kita dipanggil sana sini untuk tes macem macem demi mendapatkan sebuah pekerjaan. jadi kalau temen saya mengisahkan kisahnya sebagai "Balada Wanita Panggilan", saya memberi judul "Kisah Si Pencari Kerja". biasa? biarin. yang penting isinya menggambarkan perjalanan saya setelah lulus kuliah dan mendapat gelar S.Sos.

Alkisah setelah Mimin lulus kuliah, maka selain gelar sarjana S1 yang disandang di belakang namanya, kini dia juga memiliki gelar baru, "pengangguran". bukan kata yang bagus karena pengangguran cuma jadi beban aja, gak negara, tapi orang tua, dan yang pasti beban batin, hahahaha. Berbagai usaha dia tempuh untuk menghilangkan gelar S.P (sarjana pengangguran) dari kehidupannya, mulai dari mencoba memasukkan lamaran ke berbagai tempat sampai rajin datang ke berbagai job fair (sebenernya baru 1 job fair yang didatengin). But, mau terimakasih dulu buat yang udah nemuin tekhnologi internet, jaman udah canggih jadi bayangan dulu waktu SD yang menggambarkan kalau nyari kerja itu bawa-bawa map keliling dari satu kantor ke kantor lain, Alhamdulillah gak sampe ngalamin yang kaya gitu. :D. semua bisa dilakukan secara online. dan saya termasuk peng-submit CV via online. (ada yang mudah buat apa cari yang susah? bener kan?)
Setelah akhirnya sebuah perusahaan perbankan menjawab lamaran saya, tanggal 18 Mei 2011 kemaren, pertama kalinya saya dipanggil untuk tes. Dengan segala kehebohan yang terjadi mulai dari berangkat sampai pulang, saya tetap bersyukur bahwa Allah SWT masih memberikan saya kemudahan untuk melaluinya.
kalau dikategorikan kehebohan itu diantaranya:

1. Sepatu kesempitan alhasil kaki lecet sesudahnya
2. Kalap makan seafood padahal masih pengangguran
3. Orang desa masuk kota, alhasil kesasar di mall (bikin panik karena mepet waktu tes)
4. Waktu sholat jadi terganggu karena kesasar di mall tadi.
5. Menjadi peserta tes paling kucel, gak banget, make up berantakan, baju juga, dan nafas yang ngos-ngosan

dibalik semua kehebohan itu, saya tetap bersyukur karena hari itu merupakan hari yang besar untuk saya. Terimakasih untuk keluarga besar rekan senasib, seperjuangan saya yang telah banyak membantu sehingga kehebohan tadi tidak harus bertambah menjadi lebih heboh lagi dengan adanya bantuan dari mereka semua. Untuk Abah, sopir yang senantiasa bersabar mengantar kami di tengah kemacetan ibu kota. Juga buat Om, yang udah nyuruh bawahannya buat nyuciin mobil yang saya titip dirumahnya. (thank you so much Om, saya benar benar kaget dan terharu, Om baik banget). untuk Tante yang dengan baik hati menyediakan fasilitas transportasi, dan tentu saja untuk rekan saya, semoga perjuangan kita bisa berbuah manis dimasa yang akan datang.


untuk kisah lebih lengkap ;)

No comments:

Post a Comment